Jumat, 02 Maret 2018

Mbak Tini Ikuti Program Kejar Paket A, Membekali ART dengan Pendidikan Itu Penting

Ditulis oleh @elliyinayin

Pertanyaan pertama apa yang akan anda tanyakan jika mewawancarai seorang calon Asisten Rumah Tangga (ART)?
Minta gaji berapa? // Pengalaman kerjanya apa? // Sudah pernah ikut berapa juragan? Atau hal-hal lain yang mungkin malah tidak ada hubungannya dengan pekerjaan? hehehe....Mencari ART memang susah susah gampang.

Pengalaman saya soal pencarian ART sangat simple. Saya tidak terlalu peduli dengan tetek bengek pribadinya. Yang paling penting bagi saya adalah bisa calistung alias membaca, menulis, dan menghitung. Tapi saya sempat kaget saat Mbak Tini mengatakan dia tidak lulus SD. Namanya Partini (lahir 1979). Ia hanya mengenyam pendidikan hingga kelas 4 SD. Untung saja ia bisa calistung. Kurang lebih 1 tahun ia bekerja dengan saya untuk mengurus rumah tangga dan membantu momong Wafa ketika saya ngantor. Beruntungnya saya mendapat orang yang InsyAllah amanah serta memiliki 2 pengalaman pekerjaan yang sangat mendukung. Pertama, pernah menjadi tukang laundry. Kedua, pernah momong bayi hingga si bayi berusia 11 tahun. Artinya, skill dan kesabarannya tidak perlu dipertanyakan lagi.

Saya berpikir, Mbak Tini tak selamanya bekerja dengan saya. Jika kelak ia berhenti, dia harus memiliki sesuatu yang bisa dijadikan modal untuk meningkatkan taraf hidupnya. Saya pun berembug dengan suami untuk mengikutkan Mbak Tini pada program paket A di daerah Sangkrah, Surakarta. Tujuannya agar Mbak Tini memiliki ijazah SD. Mbak Tini memiliki kemampuan yang mumpuni sehingga kalau ia memiliki ijazah SD, dia bisa bekerja di pabrik atau sebagai karyawan OS. Mas Cahyo setuju. Tinggal Mbak Tini meminta ijin suaminya untuk mengikuti program ini.

Deal. Mbak Tini tidak keberatan untuk melaksanakan program tersebut. Saya katakan bahwa saya akan tanggung biaya bulanan, semesteran dan Ujian Nasional nanti. Jika ada tagihan lain sampaikan saja. Saya juga sempat mengajak Mbak Tini ke studio foto untuk melengkapi syarat pendaftaran. Dengan mengenakan baju milik saya serta dandan seadanya, jepret jepret. Beres. KBM pun berlangsung setiap Senin-Kamis pukul 19.30-21.00. Saya berpesan ke Mbak Tini agar selalu masuk kelas. Tidak hanya nanggung biaya, saat sebulan mendekati UN, saya juga nanggung PR nya Mbak Tini,wkwkwkwkw.

Pagi-pagi sebelum berangkat ngantor, ia sodorkan sebendel soal dengan beberapa mapel. Katanya sih untuk tryout. “Bu, ada PR disuruh latihan,” katanya. Lalu saya jawab, “Yang sekolah kamu, kok yang disuruh ngerjain PR aku.” Lalu kami tertawa bersama. Ia menggendong Wafa, dan saya sambil mengerjakan PR nya. Jadi Mbak Tini hanya perlu mengingat setiap soal dengan jawaban yang benar. Keadaan seperti ini, pasti kita maklum. Ia tak mungkin membaca buku. Ia tak mungkin belajar selayaknya anak sekolah.

Hari-hari mendekati UN. Apakah menegangkan? Tidak sama sekali. Mbak Tini bekerja seperti biasanya. Saya ngantor seperti biasanya. Kalau dia ada PR ya pasti saya bantu kerjakan. Yang menegangkan bukan UN nya, tapi perutnya yang semakin membesar. Seingat saya, saat UN ia sedang hamil 7 bulan. Oh oh,,,semoga lancar. UN pun berlansung lancar.

Dengan berat hati saya sampaikan, “Mbak, maaf. Sampeyan tidak mungkin kerja dengan aku selamanya. Aku tidak mungkin ngopeni anakmu juga. Sampeyan juga tidak mungkin bekerja dalam keadaan punya bayi . Jadi, maaf banget, kalau usia kehamilanmu sudah 36 minggu, aku menghentikanmu ya Mbak. Terima kasih banyak atas bantuan selama ini.” Saat itu saya sedih sekali. Tidak tega. Saya sangat sedih karena harus berpikir mencari ART baru atau mencarikan Wafa sebuah day care. Tapi menghentikan ia bekerja adalah pilihan yang paling realistis.

Si jabang bayi dengan nama Joko Perkasa telah lahir dengan berat badan 3.4 kg. Kini ia telah berusia 1,5 tahun dan sudah bisa berlari. Sayang, usia Bapaknya tidak panjang. Suami Mbak Tini meninggal 1,5 bulan yang lalu dalam kecelakaan motor saat berangkat bekerja. Ijazah Mbak Tini pun baru sempat diambil pada Senin (26/2/2018) kemarin.

Saya tidak bisa berucap kecuali satu hal, semoga ilmumu manfaat ya Mbak dan semoga Joko menjadi anak sholeh. Amin.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar