Kamis, 01 Maret 2018

Sepuluh Tips Sederhana Membuka Warung Kelontong

Ditulis oleh @elliyinayin

Saat sedang santai, kakak kelas jaman Aliyah dengan mengejutkan menghubungi melalui WA. Ia yang  jauh di Balikpapan tetiba melontarkan beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang sangat sederhana terkait bagaimana saya memulai usaha kelontong rumahan dari NOL BESAR.

Pertanyaannya adalah seputar dimana saya kulak, apa saja yang seharusnya dikulak, dan seberapa banyak stok saya. Berikut ada 9 tips yang sekiranya dapat menjawab pertanyaan di atas.

Pertama, amati jarak antara usaha kelontong yang akan kita buka dengan usaha milik tetangga. Pastikan masih jarang atau jaraknya agar berjauhan.

Kedua, amati bagaimana kemampuan ekonomi tetangga kita. Jika mereka hanya mampu membeli barang dengan harga Rp 500, maka pilihan kulak kemasan Rp 500, jangan yang Rp 1.000.

Ketiga, hitung modal yang kita punya. Untuk yang sangat pemula seperti saya, saya sarankan agar stok barang sedikit namun variannya banyak. Sehingga kita tahu sebenarnya barang yang seperti apa sih yang pembeli butuhkan. Modal disini tidak hanya dihitung modal barang yang dijual, namun juga modal yang berhenti dan modal yang habis. Misal etalase, kulkas es, printer (jika buka saja ngeprint), gunting dan plastik. Lihatlah skala kemampuan kita dan warung kelontong yang seperti apa yang akan kita dirikan.

Keempat, dengarkan saran dan kritik para tetangga/pembeli. Hal ini akan sangat berguna untuk perkembangan usaha anda. Misal:
Mbak, jualo telur.
Mbak, gulanya stok yang ¼ kg donk.
Mbak, siapin lilin ya kalau mati lampu kita belinya dekat..
Mbak, beras belinya jauh nih. Stok donk..
Mbak, shampoo XXX yang varian hijau kok tidak ada?
Mbak, sabun cuci XXX yang cair belum stok to?
Mbak, aku butuh obat nyamuk bakar nih..
Dengan demikian, kita benar-benar kulak yang jelas akan laku dan memenuhi kebutuhan pelanggan.

Kelima, kulakan tidak harus banyak dan muluk-muluk mencari harga miring. Mengapa? Karena kita baru proses mengenal. Kulakan gula tidak harus 1 karung. Belum habis laku malah sudah dimakan semut semua. Dicoba dulu, stok gula 5 kg,  beras 5 kg, gandum 5 kg, tepung beras 5  kg, dst. Memang sih ujungnya saat dijual terkesan sedikit agak mahal karena kulak kita sedikit. Tidak apa-apa. “Agak mahal” tersebut dapat diatasi dengan kerahaman anda dalam melayani pelanggan. Meski beda Rp 100, tapi pelanggan tetap puas dengan layanan kita.

Keenam, ambillah laba yang wajar. Usaha kelontong itu kompetitornya banyak. Dan anda hanya akan mati kutu jika mengambil laba berlebihan. Ibarat kata kita seperti butiran debu dibanding gundukan pasir yang memiliki modal besar dan bisa menjual dengan harga grosir. Survey harga dulu juga boleh. Kalau di warung A jual mie instan dengan harga Rp 2500, maka paling tidak anda menjualnya dengan harga yang sama. Pastikan anda mendapatkan harga kulak dengan harga di bawah Rp 2500 ya.

Ketujuh, pastikan pelanggan membeli dengan cash. Usaha kelontong ini akan sangat terasa jika ada satu,dua orang yang nge-bon alias hutang. Pasti anda akan kesulitan kulak, padahal stok barang tertentu telah habis.

Kedelapan, sangat disarankan kulak di pasar tradisional atau warung sembako/grosir yang besar. Jangan sekali-kali memiliki pemikiran untuk kulak di Gi*nt, Hyper****, Trans****, Carrefo*r, atau toko swalayan modern yang harganya tidak terjangkau untuk dijual lagi.

Kesembilan, hindari menjual barang yang makruh apalagi haram. Jadi pastikan apa yang anda sediakan di warung adalah barang yang halal. Misal nih, warung kelontong saya sengaja tidak menjual rokok meski kata orang-orang labanya sangat menggiurkan.

Kesepuluh, jadilah warung yang amanah dan jujur sehingga keberkahan warung kelontong tersebut terus mengalir.

Semoga sepuluh tips ini bermanfaat. Silakan mencoba semoga berkah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar