Rabu, 28 Februari 2018

Gegara Kucing Lahir di Internit, Saya Call 911 Indonesia (bagian 3)

Ditulis oleh @elliyinayin

Apakah masalah bayi kucing ini telah berakhir? BELUM
Tetangga depan rumah turut saya rempongi karena saya tidak tahu harus membawa kemana dan harus bagaimana terhadap 4 bayi ini. Dan mereka menakut-nakuti saya kalau nanti induknya datang pasti dia bingung dan marah mencari bayinya. Kata petugas bayi ini masih berusia 1,5 bulan dan belum bisa makan. Bayi kucing masih mimik ASI eksklusif dari simboknya. Kalang kabut saya kudu bagaimana.

Tetangga A menyarankan saya agar meletakkan kardus dengan 4 bayi kucing di depan rumah tetangga B yang punya dan suka kucing. Saya pun manut, meski sebenarnya saya kurang setuju karena tetangga B rumahnya sedang kosong, semua sedang kerja dan sekolah. Masak saya menyerahkan kucing tanpa ijin, wagu banget kan... Bodo amat pikir saja asal si bayi tidak di rumah saya. (Jangan dicontoh ya, ini tidak baik).

Hujan deras mengguyur  Solo. Seorang cat lovers menghubungi saya dan memberikan kontak ketua cat lovers solo (Toufik Noval Salim). Ia menyarankan agar saya menghubungi Mas Toufik untuk menyerahkan bayi kucing karena ada yang bersedia adopsi. Legaaaaaaaa sekali hati ini.
Singkat cerita, saya kontak Mas Toufik. Ia menjanjikan akan mengambil di rumah saya pukul 13.00 WIB. Tapi apa yang terjadi??? Mas Toufik belum muncul. Pukul 16.00 WIB tetangga B menyambangi rumah saya. Deg,,saya takut karena merasa bersalah. Ia tidak terima kalau saya meletakkan bayi kucing sembarangan, padahal mereka belum bisa makan. Ya Allah,,,, saya harus bagaimana?

Ngeles pun saya lakukan. “Iya Bu. Saya minta maaf. Ini 30 menit orang yang mau adopsi kucing datang kok,” kata saya merasa bersalah.

16.30 WIB Mas Toufik datang. Dengan lemah lembut ia mengambil bayi kucing. Dengan kardus seadanya ia menutupi dengan plastik dan berpesan kepada saya kalau induknya ketemu tolong kabari. Biarkan induk dan anaknya diadopsi bersama. “Ini bayi kucing masih takut Mbak. Ini kali pertama ia berinteraksi dengan manusia. Ia takut. Ia ingin bersama induknya. Nanti kalau induknya mencari anaknya tidak ketemu, maka ia akan stress dan mati. Seperti seorang ibu yang kehilangan bayinya, biasanya stress berat  Jadi tolong kalau induknya lewat, ditangkap dulu, lalu kabari saya,” jelasnya.

Sumpah saya sangat merasa bersalah saat mendengar kata stress dan mati. Dosa...saya sangat merasa berdosa memisahkan induk dan bayinya. Hiks..hiks..hiks...
Akhir cerita, induk sesekali lewat di depan rumah saya. Tapi tak seorang pun berani menangkapnya. Dan bayi kucing telah hidup layak dengan tenang bersama keluarga barunya.

Jadi, seperti itulah efek nyata media sosial. Perannya sangat luar biasa. Dibully IYA, terbantu juga IYA. Melalui medsos silakan bijak ingin membully atau membantu sesama. Selesai.

proses penyelamatan

proses penyelamatan

akhirnya selamat

bersama Mas Toufik, 4 bayi kucing hidung tenang dan layak

bersama Mas Toufik, 4 bayi kucing hidup bersama keluarga baru, sembari menunggu Ibu yang akan mengadopsi mereka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar