Ditulis oleh @elliyinayin
Saat sedang santai, kakak kelas
jaman Aliyah dengan mengejutkan menghubungi melalui WA. Ia yang jauh di Balikpapan tetiba melontarkan
beberapa pertanyaan. Pertanyaan yang sangat sederhana terkait bagaimana saya
memulai usaha kelontong rumahan dari NOL BESAR.
Pertanyaannya adalah seputar
dimana saya kulak, apa saja yang seharusnya dikulak, dan seberapa banyak stok
saya. Berikut ada 9 tips yang sekiranya dapat menjawab pertanyaan di atas.
Pertama, amati jarak
antara usaha kelontong yang akan kita buka dengan usaha milik tetangga.
Pastikan masih jarang atau jaraknya agar berjauhan.
Kedua, amati bagaimana
kemampuan ekonomi tetangga kita. Jika mereka hanya mampu membeli barang dengan
harga Rp 500, maka pilihan kulak kemasan Rp 500, jangan yang Rp 1.000.
Ketiga, hitung modal yang
kita punya. Untuk yang sangat pemula seperti saya, saya sarankan agar stok
barang sedikit namun variannya banyak. Sehingga kita tahu sebenarnya barang
yang seperti apa sih yang pembeli butuhkan. Modal disini tidak hanya dihitung
modal barang yang dijual, namun juga modal yang berhenti dan modal yang habis.
Misal etalase, kulkas es, printer (jika buka saja ngeprint), gunting dan
plastik. Lihatlah skala kemampuan kita dan warung kelontong yang seperti apa
yang akan kita dirikan.
Keempat, dengarkan saran
dan kritik para tetangga/pembeli. Hal ini akan sangat berguna untuk
perkembangan usaha anda. Misal:
Mbak, jualo telur.
Mbak, gulanya stok yang ¼ kg donk.
Mbak, siapin lilin ya kalau mati lampu kita belinya dekat..
Mbak, beras belinya jauh nih. Stok donk..
Mbak, shampoo XXX yang varian hijau kok tidak ada?
Mbak, sabun cuci XXX yang cair belum stok to?
Mbak, aku butuh obat nyamuk bakar nih..
Dengan demikian, kita benar-benar
kulak yang jelas akan laku dan memenuhi kebutuhan pelanggan.
Kelima, kulakan tidak
harus banyak dan muluk-muluk mencari harga miring. Mengapa? Karena kita baru
proses mengenal. Kulakan gula tidak harus 1 karung. Belum habis laku malah
sudah dimakan semut semua. Dicoba dulu, stok gula 5 kg, beras 5 kg, gandum 5 kg, tepung beras 5 kg, dst. Memang sih ujungnya saat dijual
terkesan sedikit agak mahal karena kulak kita sedikit. Tidak apa-apa. “Agak
mahal” tersebut dapat diatasi dengan kerahaman anda dalam melayani pelanggan.
Meski beda Rp 100, tapi pelanggan tetap puas dengan layanan kita.
Keenam, ambillah laba
yang wajar. Usaha kelontong itu kompetitornya banyak. Dan anda hanya akan mati
kutu jika mengambil laba berlebihan. Ibarat kata kita seperti butiran debu
dibanding gundukan pasir yang memiliki modal besar dan bisa menjual dengan
harga grosir. Survey harga dulu juga boleh. Kalau di warung A jual mie instan dengan
harga Rp 2500, maka paling tidak anda menjualnya dengan harga yang sama.
Pastikan anda mendapatkan harga kulak dengan harga di bawah Rp 2500 ya.
Ketujuh, pastikan
pelanggan membeli dengan cash. Usaha kelontong ini akan sangat terasa jika ada
satu,dua orang yang nge-bon alias hutang. Pasti anda akan kesulitan kulak,
padahal stok barang tertentu telah habis.
Kedelapan, sangat
disarankan kulak di pasar tradisional atau warung sembako/grosir yang besar. Jangan
sekali-kali memiliki pemikiran untuk kulak di Gi*nt, Hyper****, Trans****,
Carrefo*r, atau toko swalayan modern yang harganya tidak terjangkau untuk
dijual lagi.
Kesembilan, hindari
menjual barang yang makruh apalagi haram. Jadi pastikan apa yang anda sediakan
di warung adalah barang yang halal. Misal nih, warung kelontong saya sengaja
tidak menjual rokok meski kata orang-orang labanya sangat menggiurkan.
Kesepuluh, jadilah warung
yang amanah dan jujur sehingga keberkahan warung kelontong tersebut terus
mengalir.
Semoga sepuluh tips ini
bermanfaat. Silakan mencoba semoga berkah.