Senin, 26 Februari 2018

Gegara Kucing Lahir di Internit, Saya Call 911 Indonesia (bagian 1)

Ditulis oleh @elliyinayin

Tulisan ini bertujuan untuk menunjukkan betapa kuat peran media sosial di dalam hidup kita serta menunjukkan kepada dunia bahwa tidak semua orang bisa menerima keberadaan hewan piaraan, terkhusus kucing di dalam sebuah rumah. Jadi, saya mohon maaf bagi para cat lovers, agar kalian tidak perlu menghakimi kami sebagai kaum yang tidak sayang hewan. Agar kami juga tidak dihakimi sebagai pembenci hewan kesayangan Baginda Nabi Muhammad SAW.

Umumnya warga baru lebih sering berurusan dengan tetangga. Faktor rasan-rasan membuat kita merasa jadi gimana gitu. Tapi tidak bagi kami. Keluarga saya malah lebih sering berurusan dengan binatang-binatang. Mulai dari rumah semut yang ada dimana-mana (berkali-kali). Ayam tetangga meloncati tembok tinggi rumah bagian belakang (terjadi dua kali). Kotoran ayam tetangga di depan halaman rumah. Tikus dengan aksi luar biasa; nggrogoti beras, gandum, gula, mie, bahkan pintu belakang. Cicak yang dengan semena-mena nangkring di atas nasi panas yang sedang didinginkan, hingga kucing tak bertuan yang lahir di atas internit rumah.  Rasanya kok rumah ini seperti kebun binatang ya... :)

Sebagian orang suka dengan wajah lucu kucing atau biasa disebut dengan cat lovers, sebagian lagi merasa biasa-biasa saja dan sebagian lagi memiliki phobia kucing atau bahasa Jawa lebih akrab dengan istilah gilonan. Dalam konteks ini mungkin saya lebih tepat berada di golongan ketiga, gilonan.
^^^
Awal Desember 2017 ada hal yang janggal di dalam rumah, terkhusus di atas internit. Kecurigaan saya terbukti ketika melihat induk kucing yang tak bertuan perutnya telah mengempis. Artinya ia telah melahirkan sejumlah anak kucing. Saya meyakini bahwa ia telah meletakkan anak-anaknya di atas internit. Hanya kecurigaan-kecurigaan semata. Lalu setiap malam saya mulai mendengar suara bayi kucing, hingga suatu sore yang membuat saya bermuram durja adalah saat ada sesuatu menetes dari internit (catatan: internit gedhek terbuat dari bambu sehingga ada celah). Apa ini? Well well well, pipis anak kucing. Ingin rasanya meneriaki si bayi kucing, tapi itu bakal percuma.

Suami saya yang gilo kucing menyerahkan urusan ini ke saya. Ponakan yang pecinta kucing pun menolak membantu karena medannya tidak memungkinkan bagi dia.

Saya minta tolong kepada tetangga, tak seorang pun bersedia membantu ketika mengetahui posisinya. Saya minta bantuan kepada tukang bangunan yang ada di depan rumah, mereka juga menolak setelah saya beri keterangan dimana posisi bayi kucing berada. Apa yang harus saya lakukan? Kami mulai risih dengan suara krusek krusek dan bau tak sedap di bawah pintu masuk.

Tak habis akal. Saya nekad menuliskan status di Facebook untuk mencari bantuan. Di luar dugaan, status saya dibaca oleh para cat lovers solo (karena memang di share oleh teman agar segera mendapat bantuan). Di dalam kolom komentar, saya di bully habis-habisan.

Bersambung di bagian 2


Tidak ada komentar:

Posting Komentar