Selasa, 27 Februari 2018

Gegara Kucing Lahir di Internit, Saya Call 911 Indonesia (bagian 2)

Ditulis oleh @elliyinayin

Dibully di medsos

Inilah kali pertama saya dibully habis-habisan di media sosial gegara kucing. Saya menulis status seperti di bawah ini dengan menggunakan huruf kapital:
Urgent, butuh bantuan ambil dan buang kucing dan anak-anaknya yang baru lahir. Tolooong, gilo banget ki. Lokasi di atas internit gedhek, Ngoresan, Jebres, Solo. WA 085742979600
Apa yang terjadi kurang dari 24 jam?
Notifikasi komentar negatif satu per satu masuk. Yang positif mbelain saya juga ada kok.
Ada yang membuka diri dengan menulis: Kalau mau antar, aku mau nampung mbak
Ada yang menanggapi sangat negatif:
Bisa nggak minta tolongnya lebih sopan dan etis?
Panjenengan itu kuliah di xxxx (dia sebut nama almamater saya) Dalam agama diajarkan juga budi pekerti. Kucing itu binatang yang amat mendapat permisif dalam agama panjenengan. Boleh gilo, tapi tidak usah dikatakan. Kalau panjenengan berani buang anak-anak kucing itu sembarangan dan tidak diserahkan kepada  orang yang bisa merawat kucing itu dengan baik, jenengan berhadapan dengan cat lovers solo.

Ini profilnya, xxxx (dia sebut nama almamater saya). Muslim postingan mintak buangin kucing karena jijik. Gk salah lihat saya...baru ini muslim jijik sama kucing yang pernah jadi kesayangan Nabi. Situ waras??

Dst, masih banyak juga yang negatif. Ada dari orang yang sama, ada pula yang beda orang. Yang jelas komentar negatif berasal dari cat lovers yang mungkin 24 jam bersama hewan kesayangannya dan mereka lupa kalau hidup tak hanya urusan kucing belaka.

Ada pula yang sedikit belain saya:
Ya Allah cats lovers kalau nyakar lebih sakit daripada kucing yang mau di rescue , soalnya yang dicerca pendidikan sama agama cuma gara-gara kalimat yang kurang bisa diterima. Semoga yang posting diberi ketabahan.

Aneh, wong takut (bahasa Jawanya gilo) kok diperpanjang persoalannya ke forum cat lovers. Prasaan si pemosting maunya mencari orang yang mengadopsi kucing (BUKAN membuang) deh, bukankah seharusnya memang begitu?! Masak takut (bahasa Jawanya gilo kok mau dipaksain buat berada di dekat kucing).

Salah satu dari komentar yang bertebaran sangat membantu. Ia benar-benar memberi solusi. Ia menyarankan agar saya menghubungi TIM SAR UNS. Ia juga memberi nomor telponnya sekalian.

Dan komentar yang lain meminta agar saya memberi klarifikasi dari maksud membuang kucing. Akhirnya tanpa berat hati saya pun menulis sebuah pernyataan di bawah status pertama saya. Seperti ini kata-katanya:
Alhamdulillah banyak yang komentar ke status yang ternyata sangat sensitif bagi cat lovers.
Saya secara pribadi minta maaf terkhusus kepada cat lovers, secara umum kepada animal lovers dan sesama manusia. Maaf atas status tersebut.
Tidak ada maksud untuk menghilangkan nyawa para kucing. Saya hanya bermaksud untuk memindahkan dan menawarkan para kucing itu agar mendapatkan kehidupan yang lebih layak. Karena saya dan suami tidak mampu dan tidak sanggup merawat mereka. Plus ga punya ilmu merawat mereka.

Sekali lagi tidak ada maksud untuk menghilangkan nyawa mereka ya. Dan para cat lovers tidak tau keadaan dimana para anak kucing itu berada bersama induknya. Saya sudah minta tolong para tetangga dengan baik-baik. Semua menolak. Bahkan saya minta tukang bangunan yang dekat dengan rumah, mengecek posisi kucing pun mereka enggan. Lalu saya nyetatus karena saya cukup putus asa. Eh alhmdulillah pada memberi positif respon.

Ohya please tidak perlu singgung almamater dst, karena ini murni kesalahan kata-kata saya dalam meminta tolong.

Sangat berharap ada yang segera datang kerumah dan merawat mereka dengan lebih layak.


Selang sehari nyetatus dan memberi klarifikasi, esok pukul 07.00 (14/12/2017) saya telpon TIM SAR UNS. Saya menyampaian detail tentang keberadaan bayi kucing. Mereka datang selang 30 menit kemudian.
Luar biasa. Diluar dugaan saya, mereka datang sangat cepat. Meski hanya dua orang, tapi mereka sangat gesit, terampil dan sangat terlatih.

Saya hanya bisa bengong melihat aksi si Mas tersebut yang naik di internit rumah. Ia naik dengan bantuan tangga reot seadanya. Ia katakan kalau total ada 4 kucing dan 1 kucing terjepit di genteng. Tidak mungkin mengambil bayi kucing dari internit. Akhirnya si Mas turun dan mencari alternatif cara lain. Beberapa genteng  dibuka dan akhirnya seluruh kucing terselamatkan. Saya meminta mereka agar membawa bayi kucing. Tapi mereka menolak mentah-mentah. “Tugas kami hanya mengevakuasi nyawanya Bu. Kami tidak bisa membawanya. Jika ingin diberikan ke orang ya silakan. Tapi kami tidak mungkin membantu untuk merawatnya,” jelas petugas. Sebelum mereka berlalu saya segera ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya. Dengan bantuan TIM SAR UNS saya merasa memiliki 911 di Indonesia. Saya kira ini tidak berlebihan. Disaat anda tidak tahu harus meminta tolong kepada siapa lagi, eh tiba-tiba solusi tersebut datang, 911 banget kan, he he he...

Bersambung di bagian 3
status saya

status minta maaf sebagai klarifikasi


Mulai membully

Mulai membully

ada juga yang mbelain

komentar solusi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar