Mau beli apa , dimana, harga
berapa? Mikirnya jangan lama-lama ya. Keburu banyak yang antri dan minta segera
dilayani. Kami sarankan agar Ibu sudah memiliki gambaran atau bahkan mencatat
apa yang akan dibeli di warung. Lalu mau beli di warung siapa ya enaknya?
Warung sembako Bu Siyem, Bu Sumi, atau Bu Sani,masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Selaku penulis saya tidak akan memihak ke salah satu warung. Check this out langsung ya..
Warung Sembako Bu Siyem
Kelebihan dan kekurangan
Di Warung Sembako Bu Siyem, stok
dan varian sayurnya banyak. Hampir semua sayur adalah baru dan segar. Jika
mendapati yang busuk, silakan milih sendiri atau minta ganti. Dari sisi harga
relatif murah, meski masih ada yang mengatakan lebih murah di warung sembako
sebelah. Eitsss, kalau merasa mahal nggak perlu provokasi, silakan pindah di
warung lain. Coba di cek ya sist, brokoli
1 kg di Warung Bu Siyem dan di Super**do murah mana? Padahal barang sama-sama
segarnya dan bersih.
Di sini kita akan lebih sering
mendapati setiap barang diharga berdasarkan timbangan kodok. Sembako lain non
makanan juga lengkap.
Jumlah kerabat yang membantu Bu
Siyem ada beberapa. Tapi hal ini tidak menutup kemungkinan Anda tetap harus
sabar, sabar, dan sabar untuk antri. Hal ini dikarenakan banyak para tetangga
yang memiliki warung makan dan kulakan bahan baku di sini. Jadi melayani 1
orang saja bisa lamaaaa banget (ups..malah curhat). Ohya, di sini saya jarang
mendapati buah, misal pisang, nanas, kedondong, dan pepaya. Hari Sabtu adalah
jadwal istirahat Bu Siyem, alias tutup.
Warung Sembako Bu Sumi
Kelebihan dan kekurangan
Di sini sesekali saya belanja.
Meski masih berada di Jalan Kartika, tapi saya kira jarak ke Bu Sumi sedikit
lebih jauh. Nah, disini kita bisa membeli buah-buahan semisal pisang kepok,
pepaya, kedondong, nanas, bengkoang dan umbi-umbian. Soal kelengkapan dan stok
sayur dan barang sembako non makanan
kurang lebih sama dengan tempat Bu Siyem. Soal harga hanya 11 12 sih. Tapi
begitulah ibu-ibu, beda Rp 50,- saja bisa beda ceritanya. He he he...Dalam
melayani pembeli, Bu Sumi hanya dibantu oleh seorang laki-laki. Saya kurang
tahu apakah anaknya atau siapa. Maklum, saya tidak kepo soal beginian. Jadi, tetap pakai antri antri dikit lah. Kalau
di Bu Sumi, Sabtu tetap buka kok. Meski lokasi Bu Sumi sudah tidak se-RT dengan
saya, tapi kita harus tetap berpikir untuk menggairahkan kegiatan ekonomi di
lingkungan sendiri.
Warung Sembako Bu Sani
Apa yang paling beda di Bu Sani
dibanding dua warung sebelumnya? Yup, drive
thru. Anda tidak harus turun dari motor untuk membelinya, tapi lebih sopan
tetap turun ya. Adakalanya ibu-ibu sangat buru-buru sehingga tidak sempat
memarkirkan motor dengan baik. Kalau lagi buru-buru dan tidak ingin antri,
warung sembako Bu Sani bisa dijadikan alternatif. Mengapa saya jarang membeli
disana? Semata-mata karena jarak. Warung Bu Sani yang tampaknya bongkar tutup
ini berlokasi di pertigaan Puskesmas Ngoresan. Untuk tempat berjualan, Warung
Bu Siyem dan Bu Sumi memiliki kesamaan, yaitu sama-sama jualan di rumahnya
sendiri. Sedangkan warung Bu Sani hanya menggunakan meja dan tenda. Karena
keterbatasan tempat dan tenaga, tentu Warung Bu Sani tidak selengkap kedua
warung sebelumnya. Soal harga sih masih 11 12 dengan warung sebelumnya.
Mungkin masih ada beberapa warung
sembako lain di sekeliling kita yang luput dari pandangan, luput dari omongan.
Hal itu semata-mata karena jarak dan ketidaktahuan saya. Semoga warung sembako
yang lain juga segera eksis dan laris.
Pada intinya, mau beli di warung
siapapun itu, rejeki sudah ada yang atur. Soal harga, tentu prinsip utama
adalah ada harga, ada rupa. Jadi, silakan menentukan sendiri Anda ingin belanja
di warung siapa. Dengan Anda belanja di tetangga maka Anda telah membantu
memutar kehidupan perekonomian masyarakat sekitar.
Warung Sembako Bu Sani |
Warung Sembako Bu Sumi |
Warung Sembako Bu Siyem |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar