Selasa, 13 Februari 2018

Masihkah PKK Relevan di Jaman Gadget Seperti Ini?

Ditulis oleh: @elliyinayin

Apakah kalian memiliki ibu atau nenek yang masih rajin hadir di PKK setiap bulan?

Atau kalian hanya berpikir bahwa PKK itu hanya sekedar ibu-ibu yang ngumpul lalu makan lalu mengocok arisan?

Jangan-jangan singkatan PKK pun kalian tak tahu.

Waduh,,jangan separah itu donk Bu...

Para Mama jaman now harus tahu apa itu PKK. Yuk kepoin ngapain aja sih ibu-ibu PKK kalau mereka sedang berkumpul...

Berikut secuil cerita saya tentang PKK Rt 02/Rw 17 Ngoresan, Jebres, Surakarta.



Setiap Ahad pertama di awal bulan, saya memiliki kegiatan baru, yaitu hadir di PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga). Kegiatan ini saya ikuti semenjak berdomisili di Ngoresan, Jebres, Surakarta (September 2016). Sebagai warga baru, saya ingin mengenal tetangga dan lingkungan lebih akrab. Ternyata PKK menjadi media yang jitu untuk mendekatkan diri ke masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung.

Saya hadir pertama kali saat PKK diselenggarakan di rumah adik Pak RT, yaitu di rumah Mbak Fitri. Saya hadir ke-PD an mengenakan celana jeans dan kaos oblong putih tanpa membawa anak. Saat itu saya terlambat sehingga saya tidak mengikuti “upacara” pembukaan PKK. Ya sudah, kalau sudah terlambat masak mau minta diulang, nggak mungkin to. Saya ikuti saja alurnya. Tapi karena jiwa saya yang selalu penasaran, saya banyak bertanya kepada kanan kiri. Saat isian, saya pun dipersilakan untuk memperkenalkan diri. Grogi banget...secara ini adalah PKK perdana seumur hidup. Belum lagi status sebagai ibu baru yang masih bau kencur sangat membebani saya, hehehehe... Maksudnya, saya benar-benar merasa anak kemarin sore di forum tersebut.

Beberapa bulan berjalan, saya mulai mengerti sedikit tentang PKK. Misalnya tentang urutan acara PKK, bagaimana giliran PKK Rt 2 berlangsung, siapa petugas “upacara” pembukaan PKK, apa saja yang harus dibayar saat PKK, Mars PKK, dan apa saja yang dibicarakan di PKK dan siapa saya yang diijinkan bicara di PKK.

Pertama. Urutan acara PKK di Rt 2 rw 17
Daftar hadir PKK
  • Hadirlah sebelum pukul 10.00 untuk membayar berbagai iuran dan jangan lupa mengisi daftar hadir ya..
  • Jika ada lotre dan berminat membeli, silakan. Jika tidak minat juga tidak apa-apa.

  • Jika ingin ngobrol ngalor ngidul dipersilakan sebelum upacara pembukaan dimulai. Kami ini tetangga di dalam satu lingkungan, tapi kalau sudah bertemu di acara PKK, ngobrolnya panjang lebar seakan-akan tidak bertemu bertahun-tahun lamanya.

  • Jika sekiranya yang hadir telah banyak maka biasanya ketua PKK akan meminta agar acara segera dimulai. Siapa ketua PKK kami? Pada umumnya Ketua PKK adalah istri dari Pak RT. Jadi ketua kami adalah Ibu Surami atau lebih dikenal dengan Ibu Didik, gegara beliau adalah istrinya Pak Didik :)

  • Kami semua berdiri, memanjatkan doa menurut agama dan kepercayaan masing-masing. Upacara akan dipimping oleh dawis yang bertugas.

  • Dilanjut dengan pembacaan teks Pancasila dan ditirukan, lalu pembacaan 10 program pokok PKK tidak ditirukan.

  • Menyanyikan mars PKK, kemudian lagu nasional, dan disambung lagu daerah

  • Setelah usai upacara pembukaan, kami semua dipersilakan duduk untuk mendengarkan sambutan Ketua PKK.

  • Dilanjut dengan pembacaan notulensi dan laporan oleh sekretaris PKK.

  • Isian, pengocokan arisan, penutup, dan pembagian konsumsi, terakhir pulang
Upacara pembukaan
Ketua PKK nembe Ngendikan
Kedua. Beberapa istilah yang cukup asing di telinga saya saat PKK adalah
Lotre. Yang dimaksud membeli lotre di PKK adalah membeli 3 buah nomor seharga Rp 1.000, berlaku kelipatannya. Nomor tersebut pas di tengah-tengah acara akan dikocok. Bagi yang nomornya muncul maka ia akan mendapatkan “hadiah”. Wujud hadiahnya suka-suka pengurus PKK ya, dengan nominal Rp 1.000 sampai dengan Rp 2.000, misalnya bawang, sabun cuci piring, dsb.

Dawis adalah singkatan dari dasa wisma. Ia adalah sub dari kelompok PKK yang dibagi menjadi rata-rata 10 sampai dengan 15 rumah. Ada beberapa dawis di RT kami.

10 Program Pokok PKK. Berikut isinya: (1)Penghayatan dan pengamalan pancasila; (2)Gotong royong; (3)Pangan ; (4)Sandang; (5)Perumahan dan tatalaksana rumah tangga; (6)Pendidikan dan keterampilan; (7)Kesehatan (8)Pengembangan kehidupan berkoperasi; (9)Kelestarian lingkungan hidup; (10)Perencanaan sehat.

Mars PKK. Berikut lirik Mars PKK yang setiap bulan kami nyanyikan.

Marilah hai semua rakyat Indonesia // Membangun segra //Membangun keluarga yang sejahtera // dengan PKK

Hayatilah dan amalkan pancaila // Untuk negara // Hidup gotong royong// makmur pangan dan sandang// Rumah sehat sentosa

Tata laksana di dalam rumah tangga// Rapi dan indah// Didiklah putra putri berpibadi bangsa// Trampil dan sehat

Kembangkan koperasi jagalah lingkungan// Dan sekitarnya //Aman dan bahagia keluarga berencana// Hidup jaya PKK


Isian
. Ternyata isian tersebut isinya adalah sebuah himbauan/informasi/peringatan/pengumuman dari Ketua PKK khususnya dan dari anggota PKK lain umumnya. Beberapa kali Ibu RT menghimbau soal sampah di lingkungan kami. Kader posyandu juga pernah menyampaikan tentang pemeriksaan jentik nyamuk di bak kamar mandi. Beliau juga mengingatkan warga yang punya anak agar tidak lupa memberikan imunisasi MMR. Lalu saya sendiri pernah menyampaikan promosi sekaligus informasi terkait dengan bahaya popok sekali pakai yang lebih baik diganti dengan popok cuci ulang (clodi) dan tentang pengurangan risiko kanker dengan mengkonsumsi ubi ungu (saya promosi bakpao ubi ungu). Kebetulan, PKK kemarin (4/2) saya memberi isian berupa permohonan ijin kepada masyarakat untuk jeprat jepret ambil gambar/foto untuk materi konten isi tulisan saya yang saya unggah di blog pribadi.

Lagu nasional dan lagu daerah. Di PKK saya seperti mengenang masa sekolah. PKK terupdate,(4/2), kami menyanyikan lagu nasional Garuda Pancasila dan lagu daerah Sue Ora Jamu.

Notulensi dan laporan. Saat ngantor saya juga sering menulis notulensi. Saya pikir ada yang berbeda dengan notulensi di PKK. Ehh...ternyata ya 11 12 sih. Pembacaan notulensi adalah saat si sekretaris PKK menyampaikan apa-apa saja yang telah “terjadi” di PKK bulan lalu. Misal lokasi PKK, jumlah yang hadir, isiannya apa saja, hingga laporan keuangan.

Ketiga. Bayar iuran apa saja saat kami hadir di PKK?

Karena saya warga baru maka saya hanya membayar iuran sampah/kebersihan sebesar Rp 2.000 dan konsumsi sebesar Rp 7.000.

Perputaran arisannya sangat lama yaitu sekitar 3 tahun. Jadi saya belum diijinkan gabung karena harus menghabiskan putaran yang sedang berlangsung.

Tabungan. Yaitu hak warga untuk menabung. Uang akan kembali penuh kepada yang bersangkutan. Batas atas menabung adalah Rp 200.000 per bulan/per sekali datang.

Simpan Pinjam. Ya sebagaimana aturan koperasi diterapkan, simpan pinjam ini ada untuk membantu anggota yang mendadak membutuhkan dana dan kelak bisa mengembalikan dengan aturan angsuran yang telah ditentukan. Prinsipnya tetap gotong royong.

Jadi ada 5 hal terkait dana di PKK yaitu iuran sampah, uang konsumsi, arisan, tabungan, dan simpan pinjam.



Banyak hal yang dapat saya ambil hikmahnya dari forum PKK yang notabennya sering dianggap jadul di jaman gadget.

Melalui PKK saya semakin sadar peran saya sebagai ibu, sebagai manager di rumah, sebagai kepala bagian domestik, dan sebagai pengayom. Saya juga makin mengerti bahwa keadaan baiti jannati (rumahku surgaku) dimotori oleh seorang ibu.

Lirik Mars PKK dan 10 Program Pokok PKK sangatlah sesuai dan tidak saling bertentangan. Hal inilah yang seharusnya ibu-ibu terapkan seoptimal mungkin di dalam rumah untuk mewujudkan apa yang telah disebut dalam Mars PKK: (1) Membangun keluarga yang sejahtera; (2)Makmur pangan dan sandang; (3) Rumah sehat sentosa; (4) Anak yang terdidik; dan  (5)Keluarga yang aman dan bahagia.

Memang hal di atas sangatlah idealis, tapi bisa kita usahakan untuk mencapainya.

Makin harmonisnya hubungan kita dan tetangga. Saya pernah mendengar bahwa tetangga adalah pager mangkok bukan pager tembok. Hubungan yang harmonis dengan tetangga sekitar akan memberi kenyamanan dan ketenangan hidup bagi pemilik rumah. Mangkok dimaknai sebagai simbol pemberian kita kepada tetangga. Kalau kita bandingan dengan bertegur sapa di grup WA pasti rasanya akan berbeda.

Saya teringat saat Waf harus dirawat di RS. Sepulang dari RS, Waf dijenguk serombongan ibu-ibu PKK. Subhanallah, saya sangat terharu dan sangat berterima kasih atas kepedulian tetangga. Bahkan kami juga dibantu dengan adanya dana sosial yang telah mereka persiapkan. Jika ada anggota atau keluarganya yang sakit, maka bendahara dawis akan mengkoordinir pengumpulan dana sosial dan menjadwalkan untuk menjenguk. So sweet kan.. Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing pepatah itu yang nampaknya diterapkan. Lagi dan lagi gotong royong adalah Indonesia banget.

Di jaman serba modern, ada sebagian Mama yang merasa bahwa PKK itu jadul. Mungkin bagi mereka obrolan via grup WA atau medsos lainnya sudah cukup. Arisan online dengan hadiah satu set teflon atau satu set furniture dirasa sudah cukup asyik tanpa harus berjalan kaki untuk membayar arisan. Mama sibuk dengan kegiatan bersalon, berhadapan dengan teman-teman maya-nya melalui gadget, bersosialita lainnya hingga mereka lupa bahwa mereka hidup di masyarakat, di dunia nyata, dan mereka punya tetangga.

PKK menjadi ajang silaturahmi yang nyata terkhusus bagi Mama yang berkarir di luar rumah. Kemungkinan besar mereka hanya memiliki sedikit waktu untuk berinteraksi dengan tetangga, bahkan yang temboknya gandeng. Nah, di PKK inilah mereka dapat face to face untuk berbincang apa saja. Konsep PKK bukan seperti HP yang lebih sering mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat sehingga PKK menjadi sangat relevan untuk Mama nan sibuk.

Rajinlah hadir di PKK meski jaman dirasa telah berubah. Sejatinya PKK itu ada untuk saling menguatkan, untuk saling memberi, dan untuk saling mengingatkan. Lebih dari itu silaturahmi dengan bertatap muka akan menjadi lebih indah dibanding dikirimi ucapan selamat ulang tahun dengan gambar roti tart via WA.

Akhirnya PKK akan selalu relevan dari jaman ke jaman. Hidup Jaya PKK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar