Bunda memiliki balita? Bunda capek dengan kegiatan beberes
rumah yang tak kunjung usai?
Selesai satu spot dirapikan, maka spot yang lain sudah
berantakan lagi. Pasti bunda sudah biasa dengan hal tersebut. Please, tidak perlu ngomel
berkepanjangan ya...Nanti cepet keriput lho.
Aaargh ya begitulah kegiatan domestik IRT yang tak kunjung
selesai. Mulai dari mencuci baju, piring, memasak, menyetrika, merapikan ini dan
itu. Sama, kita juga merasakan. Ayah Ibu kita dulu juga merasakan demikian.
Bunda tidak sendirian kok. Bunda bersama jutaan bunda lain yang kebetulan
memiliki nasib yang sama, tidak memilik ART alias tidak ada back-up tenaga untuk bersih-bersih rumah,
kecuali saat suami luang....hehehe...
Terinspirasi dari sebuah artikel yang ditulis oleh seorang psikolog tentang
pasiennya yang tidak bisa melihat rumahnya kotor karena ulah anak-anaknya, maka
saya ingin sedikit berbagi tips agar lelah kita untuk beberes rumah tidak
sekedar berbuah “capek” saja. Saya juga ingin mengajak bunda untuk melihat sisi
lain dari seorang IRT yang merasa over dosis dengan pekerjaan domestik.
Pertama, ingatlah
pahala.
Bunda harus yakin seyakin-yakinnya bahwa Tuhan melihat
setiap gerak gerik kita. Tak satu pun daun jatuh dari pohon tanpa
sepengetahuan-Nya. Meyakini bahwa Tuhan telah sengaja memberi kita ladang
pahala yang begitu luas merupakan cara yang jitu untuk membereskan rumah dengan
ikhlas. Kata Mamak, perempuan (baca: ibu) yang di rumah itu setiap gerakannya
adalah pahala. Pahala memang tidak tampak, tapi siapa tahu gegara bunda
membereskan mainan anak yang tercecer dengan ikhlas itulah yang membuat bunda
masuk surga kelak. Bunda lelah dan bosan dengan rutinitas itu? Lelah dan bosan
bunda tidak akan terjadi selamanya. Lelah dan bosan bunda tak akan ada artinya
ketika melihat anak tumbuh besar dengan penuh kebahagiaan karena mereka berkembang
diiringi dengan keikhlasan dan kesabaran bunda selama ini. Yakinlah bahwa lelah
bunda akan diganti pahala.
Kedua, anak kita
sehat dan normal
Umumnya bunda akan menjadi kesal dan sebal saat melihat
rumah berantakan. Semua sudut rumah dipenuhi mainan yang tercecer. Sebenarnya
mata bunda ingin dimanjakan dengan melihat rumah yang rapi dan bersih setiap
waktu, tapi mengapa yang terjadi malah sebaliknya? Yuk kita lihat rumah
tetangga yang di dalamnya bersih dan rapi tanpa adanya balita. Rumah tersebut
sepi karena anak-anaknya sudah dewasa dan bekerja di luar kota. Tak ada
rengekan maupun tangisan saling berebut mainan, tak ada rutinitas membersihkan
makanan yang tumpah di lantai, tak ada kegiatan merendam dan mencuci baju
dengan noda-noda membandel karena bermain cat atau yang lainnya, tak ada ompol
yang perlu dipel. Sepi. Sepi sekali. Kelak bunda akan mendapati fase tersebut.
Masa dimana bunda dapati rumah yang bersih dan rapi tapi kesepian. Masa dimana anak-anak sudah dapat merapikan sendiri barang-barangnya. Bersyukurlah
kalau kini rumah berantakan artinya anak bunda sehat dan berkembang dengan
baik, karena anak yang sakit kemungkinan hanya diam saja. Dia tidak tertarik
untuk bermain apapun yang telah bunda belikan untuknya.
Ketiga, tidak tambah
dosa karena nggosip bersama tetangga
Kalau bunda sibuk momong si kecil di rumah diiringi seabrek
pekerjaan domestik, maka bersyukurlah. Karena hal tersebut akan mengurangi intensitas
bunda untuk keluar rumah dan bergosip bersama tetangga. Setidaknya ada baiknya
mengerjakan pekerjaan rumah daripada nambah dosa ya.. Lagi lagi bosan dan letih
tersebut tidak akan terjadi selamanya kok. Bunda pun bisa mengajak Yanda untuk refreshing
keluar rumah.
Keempat, ada
cerita dari semua untuk si anak
Suatu saat ketika si balita menjadi dewasa, bunda dapat
menceritakan betapa hectic nya
kegiatan mengasuh setiap hari. Berharap si anak menjadi lebih hormat dan
menghargai orang tuanya. Bayangkan jika
bunda setiap hari kisahnya hanya mengomel saja soal rumah berantakan, soal
capeknya punya balita, dan hal-hal yang bernilai negatif di mata putra putri
kita, maka kita tak akan bisa menjadi teladan baginya.
Mari kita melihat sisi lain menjadi IRT. Mari kita sesama
perempuan, sesama bunda saling menguatkan. Jadi mulai sekarang, bunda harus
yakin seyakin yakinnya bahwa lelah bunda tak akan selamanya, lelah bunda ada
manfaatnya, dan lelah bunda pasti diganti pahala.
Mainan Waf berantakan dimana-mana sudah biasa |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar