Tulisan ini tidak ada
maksud dan unsur SARA. Murni hanya untuk berbagi kegiatan positif saat Imlek
datang
Wajah mirip China karena mbah
mbah mbah saya ada yang China membuat teman les di jaman SMP mengira saya turut
serta merayakan Imlek dengan mendekorasi rumah menjadi serba merah. Di dukung
dengan kulit berwarna cerah dan mata cukup sipit meyakinkan dia bahwa saya juga
menyambut Imlek dengan penuh suka cita.
“Eh Yin rumahmu juga didekor
merah nu? Kan kemarin Imlek,” tanyanya saat kami jajan es doger bersama.
Dengan bahasa anak SMP saya pun
menolak disangka merayakan Imlek.
Teman-teman yang beretnis
Tionghoa sudah tentu akan menyambut Imlek atau Tahun Baru China dengan suka
cita. Tapi tahukah kalian jika kami juga turut bahagia dengan hadirnya Imlek
meski kami tidak merayakan?
Bagi kalian yang berdomisili di
Solo dan sekitarnya pasti tak asing dengan Klenteng Pasar Gedhe. Setiap 2 pekan
menjelang imlek akan ada ratusan lampion serta ornamen menghiasi sekitaran Pasar
Gedhe. Ornamen akan dipasang hingga Cap Go Meh (hari ke 15 setelah imlek).Tidak
hanya lampion, kreasi patung hewan lambang shio pun juga berdiri dimana-mana.
Pemandangannya bagus banget, apalagi kalau malam pas lampu lampion menyala.
Malam Imlek dipastikan kawasan
tersebut macet total. Ribuan orang berhenti memadati titik jembatan Pasar Gedhe, Jam Pasar
Gedhe dan di depan Klenteng Pasar Gedhe.
Mereka saling berjubel demi mengabadikan moment swafoto dengan latar belakang
lampu lampion. Oh..oh..oh...Itu semua saking indahnya suasana saat lampu
lampion menyala serta ornamen yang melengkapi tersebut disusun rapi. Mereka
rela berdesak-desakan demi oleh-oleh bernama hasil foto. Tetap waspada, di keramaian pasti
ada yang memanfaatkan kesempatan dalam kesempitan: Hati-hati barang bawaan
Anda.
Untuk memeriahkan imlek maka Kota
Solo mengagendakan Kirab Grebeg Sudiro sebagai rangkaian perayaan imlek. Kirab
ini berpusat di depan Pasar Gedhe. Mereka akan membagi (melempar) ribuan kue
ranjang ke penonton dengan cuma-cuma. Sempat pernah lihat tapi lupa Imlek tahun
berapa. Biasanya kami mendapatkan kue ranjang dari tetangga yang merayakan
Imlek, jadi tak perlu menunggu “lemparan” saat kirab berlangsung, he he he...
Apakah saya juga turut berswafoto
di malam Imlek? Kebetulan selalu tidak sempat. Selain enggan berjubel biasanya
Waf sudah tidur. Namun, Imlek 2569 kemarin Bapaknya Waf sengaja saya minta
belok sejenak ke kerumunan demi mendokumentasikan indahnya lampion di malam
hari.
Ada hal lain yang paling saya
sukai saat imlek datang. Menanti tontonan gratis. Yaitu atraksi liong dan
barongsai di pusat perbelanjaan modern. Siapakah yang main? Setahu saya sih Tim
Liong dan Barongsai dari Tri Pusaka Solo. Para pemainnya semua berparas Jawa.
Hal ini menunjukkan bahwa Liong dan Barongsai tak hanya kesenian milik orang
Tionghoa, tapi juga milik orang Indonesia. Siapapun boleh memainkannya.
Untuk pertunjukan di mall, kita
hanya butuh mencari jadwal tampilnya saja. Kebetulan Sabtu (17/2) pukul 14.00
ada jadwal pertunjukan liong di Hartono Mall Solo Baru. Saya, Waf, Mamak, Kakak
langsung berangkat. Lumayanlah ya dapat hiburan gratis. Idep-idep untuk
memperkenalkan barongsai dan mengisi akhir pekan bersama Waf.
Begitulah kami mengisi kegiatan
positif dikala libur imlek. Berfoto, menonton kirab dan menanti atraksi gratis.
Kata orang-orang tahun ini adalah
tahun anjing tanah. Saya pun tak mengerti maknanya. Saya turut berharap dan
berdoa agar tahun ini akan menjadi tahun keberuntungan dan keberkahan bagi
setiap insan. Selamat Tahun Baru China. Gong Xi Fat Chai bagi yang merayakan.
Nonton Barongsai di Hartono mall Solo Baru (17/2) |
Nontpn Liong di Hartono Mall Solo Baru (17/2) |
Abaikan nge blur karena saking buru-buru Barongsai mau makan uang :) |
Suasana Kawasan Pasar Gedhe (15/2) |
Suasana Kawasan Pasar Gedhe (15/2) |
Suasana Kawasan Pasar Gedhe (15/2) |
Suasana Kawasan Pasar Gedhe (15/2) |
Setiap tahun mendapat kue kranjang dari tetangga |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar