Rabu, 21 Februari 2018

Selalu Ada Hal Seru dan Baru Di Warung Sembako Bu Siyem - Gerakan Belanja di Warung Tetangga (bagian 1)

Ditulis oleh @elliyinayin

Teman-teman mahasiswa UNS yang nge-kost di daerah Ngoresan dan sekitarnya pasti tidak asing dengan Warung Sembako Bu Siyem yang berlokasi di pertigaan Jalan Kartika dan Jalan Antariksa. Begitu pula warga sekitar yang berdomisi di Ngoresan dan sekitarnya. Bu Siyem seorang sepuh yang telah membuka warung sembako sejak 30 tahun yang lalu. Saat saya tanya sejak kapan Jenengan buka warung sembako, ia pun menjawab, “Lali Nduk. Wis sui banget. Telung puluh tahun yo wis ono.”(Saya lupa Nduk. Sudah sangat lama. Mungkin sudah tiga puluh tahun). Bersama anak-anak dan menantunya ia memberi layanan prima kepada para pembeli sehingga warung yang buka ba’da Subuh ini selalu ramai dikunjungi ibu-ibu.

Belanja di Warung Bu Siyem menurut saya selalu seru dan ada hal baru, meskipun yang saya beli hanya itu-itu saja. He he he...Apa saja yang seru dan baru di Warung Bu Siyem? Yuk intip sejenak.

Pertama, update informasi harga sembako
Di warung Bu Siyem inilah informasi tentang perubahan (baca: kenaikan) harga sembako selalu update. Saat beras mendadak harganya melambung tinggi, pembeli saling berkeluh kesah di sana. Saat brokoli mendadak harganya mencekik leher, Bu Siyem pun menahan diri untuk tidak kulak. Saat harga telur perlahan menurun, informasi tersebut juga bisa kita dapat secara cuma-cuma di sana.

Kedua, update informasi keadaan tetangga
“Eh, si X anaknya meninggal”
“Eh, si Y masuk rumah sakit”
“Eh, katanya nanti sore mau jenguk si Y. Jam berapa ngumpulnya? Kumpul dimana?”
“Eh, si Z kemarin diserempet motor”
“Eh, hati-hati lho modus sopir ojek online yang pura-pura nunggu penumpang di depan rumah kita.”
Dst dst dst
Dari ah eh ah eh suara pembeli yang notabenenya kebanyakan tetangga sendiri, maka kita menjadi tahu keadaan tetangga yang lain. Obrolan di atas tidak perlu ditambahi, ditimpali atau kita bumbui agar lebih sedap ya. Untuk menjaga diri dari hal-hal yang tidak diinginkan, saran saya sih saat belanja cukup menjadi pendengar yang baik terkait berita fakta maupun berita gosip, kecuali anda benar-benar membawa berita yang shahih 100% dan dapat dipertanggungjawabkan.

Ketiga, hiburan
Mendengarkan ibu-ibu yang berkeluh kesah soal anak, suami, rumah atau kerabatnya, serta banyolan-banyolan spontan yang tak terduga di Warung Bu Siyem adalah hiburan tersendiri bagi saya. Bukan maksud bahagia di atas penderitaan orang lain lho. Entahlah apakah pembeli yang lain merasakan hal yang sama atau tidak. Mendengarkan Mbak Asih (anak Bu Siyem) merespon pembeli dengan gaya khasnya juga merupakan hiburan. Antri panjang hingga terkadang kesal juga menjadi cerita lucu ketika sampai di rumah. “Ngapain juga tadi marah-marah karena antri panjang. Mbok ya pindah di warung lain juga tidak ada yang protes,” batin saya. Kalau mau dilayani ya antri dulu, bukankah seharusnya memang seperti itu? Tapi nanti kalau pindah ke tempat lain, rasanya ada yang “missing” gitu. Sense belanjanya berkurang, wkwkwkwkwk

Keempat, beli berapapun dilayani
Asal kalian nggak minta gratis saja, belanja dengan nominal berapapun bakal dilayani kok. Dengan catatan tidak kebangetan ya.Tidak harus membeli 1 kg, ½ kg, ¼ kg untuk mendapatkan bawang merah atau bawang putih. Misal kita hanya butuh sedikit, kita bisa sampaikan mau beli Rp 1.000 saja. Tapi pembeli juga harus legowo seberapa banyak atau sedikit pihak Bu Siyem memberinya.

Baik diakui maupun tidak, “keseruan” di atas merupakan hal unik tersendiri saat kita berbelanja di sebuah warung sembako milik  Bu Siyem. Rasakan dan temukan sensasi berbeda saat kita nglarisi tetangga. Selamat mencoba berbelanja disana.

Warung Sembako Bu Siyem tampak depan

Beliau adalah Bu Siyem

Masih menggunakan timbangan kodok ya..

Sebagian pembeli mengambil barang sendiri karena saking ramainya pembeli

Tidak ada komentar:

Posting Komentar