Apakah masalah bayi kucing ini telah berakhir? BELUM
Tetangga depan rumah turut saya rempongi karena saya tidak
tahu harus membawa kemana dan harus bagaimana terhadap 4 bayi ini. Dan mereka
menakut-nakuti saya kalau nanti induknya datang pasti dia bingung dan marah
mencari bayinya. Kata petugas bayi ini masih berusia 1,5 bulan dan belum bisa
makan. Bayi kucing masih mimik ASI eksklusif dari simboknya. Kalang kabut saya
kudu bagaimana.
Tetangga A menyarankan saya agar meletakkan kardus dengan 4
bayi kucing di depan rumah tetangga B yang punya dan suka kucing. Saya pun
manut, meski sebenarnya saya kurang setuju karena tetangga B rumahnya sedang
kosong, semua sedang kerja dan sekolah. Masak saya menyerahkan kucing tanpa
ijin, wagu banget kan... Bodo amat pikir saja asal si bayi tidak di rumah saya.
(Jangan dicontoh ya, ini tidak baik).
Hujan deras mengguyur
Solo. Seorang cat lovers menghubungi saya dan memberikan kontak ketua
cat lovers solo (Toufik Noval Salim). Ia menyarankan agar saya menghubungi Mas
Toufik untuk menyerahkan bayi kucing karena ada yang bersedia adopsi.
Legaaaaaaaa sekali hati ini.
Singkat cerita, saya kontak Mas Toufik. Ia menjanjikan akan
mengambil di rumah saya pukul 13.00 WIB. Tapi apa yang terjadi??? Mas Toufik
belum muncul. Pukul 16.00 WIB tetangga B menyambangi rumah saya. Deg,,saya takut
karena merasa bersalah. Ia tidak terima kalau saya meletakkan bayi kucing
sembarangan, padahal mereka belum bisa makan. Ya Allah,,,, saya harus
bagaimana?
Ngeles pun saya lakukan. “Iya Bu. Saya minta maaf. Ini 30
menit orang yang mau adopsi kucing datang kok,” kata saya merasa bersalah.
16.30 WIB Mas Toufik datang. Dengan lemah lembut ia mengambil
bayi kucing. Dengan kardus seadanya ia menutupi dengan plastik dan berpesan
kepada saya kalau induknya ketemu tolong kabari. Biarkan induk dan anaknya diadopsi
bersama. “Ini bayi kucing masih takut Mbak. Ini kali pertama ia berinteraksi
dengan manusia. Ia takut. Ia ingin bersama induknya. Nanti kalau induknya
mencari anaknya tidak ketemu, maka ia akan stress dan mati. Seperti seorang ibu
yang kehilangan bayinya, biasanya stress berat Jadi tolong kalau induknya lewat, ditangkap
dulu, lalu kabari saya,” jelasnya.
Sumpah saya sangat merasa bersalah saat mendengar kata
stress dan mati. Dosa...saya sangat merasa berdosa memisahkan induk dan
bayinya. Hiks..hiks..hiks...
Akhir cerita, induk sesekali lewat di depan rumah saya. Tapi
tak seorang pun berani menangkapnya. Dan bayi kucing telah hidup layak dengan
tenang bersama keluarga barunya.
Jadi, seperti itulah efek nyata media sosial. Perannya
sangat luar biasa. Dibully IYA, terbantu juga IYA. Melalui medsos silakan bijak
ingin membully atau membantu sesama. Selesai.
proses penyelamatan |
proses penyelamatan |
akhirnya selamat |
bersama Mas Toufik, 4 bayi kucing hidung tenang dan layak |
bersama Mas Toufik, 4 bayi kucing hidup bersama keluarga baru, sembari menunggu Ibu yang akan mengadopsi mereka |